Senin, 26 September 2016

Hasil gambar untuk haji 
Ritual Ibadah Rukun iman ke 5 yakni ibadah Haji telah selesai. Para penyandang predikat haji telah pulang ke daerahnya masing - masing. Ada yang naik taksi, mobil, kapal dan pesawat terbang. Peserta Haji beraneka macam suku bangsa, bahasa dan Profesi. Ada orang Arab, orang Eropa, Amerika, dan Asia. Ada juga yang berprofesi sebagai Ulama', Ustadz, Pejabat, Koruptor, Bandar Narkoba, Calo SIM dan STNK. Semua berkumpul di Tanah Haram untuk menunaikan rukun iman yang ke 5.
Sesampainya di daerah masing - masing, predikat haji mulai tersemat di depan nama. Panggilan haji pun mulai terdengar dari Sanak Famili, saudara, teman kerja, dan tetangga. Bahkan yang awalnya dianggap miskin atau kurang punya, setelah haji setarta sosial akan naik dan tidak ada lagi yang menganggap miskin. Yang dulunya dipandang sebelah mata sekarang diperhitungkan karena haji membutuhkan biaya yang besar dan tidak murah. Dan sekarang berubah menjadi gagah dan agak relijius. Mulai aktif mengikuti majelis taklim dan sering memakai peci putih apabila pergi keluar rumah.
Tetapi sayangnya tidak sedikit juga yang sepulang dari menunaikan ibadah haji banyak yang merasa sudah tinggi imannya dan menganggap yang belum haji imannya masih amatiran. Semua keinginan harus dituruti karena sudah haji. Pergi ke masjid,  ke toko, ke pasar, dan ke balai desa bahkan ke pos ronda selalu memakai pakaian reliji serba putih dan berpeci putih. Supaya predikat hajinya tidak hilang. Pertanyaannya, apakah ritual haji hanya sebuah pengakuan dari manusia ? Atau perubahan starta sosial ? Atau malah kita hanya ingin dipuji oleh setiap orang yang kita jumpai dijalan.
Seakan kita lupa dengan ihram kita. Apa makna ihram, apa yang dapat diambil dari ritual ihram, dan apa hikmah ihram ? Kita perhatikan dawuh Cak Nun: “Ihram adalah pelecehan habis-habisan atas segala pakaian dan hiasan keduaniaan yang palsu, status sosial, gengsi budaya, pangkat, kepemilikan, kedudukan, kekayaan atau apapun saja yang sehari-hari diburu oleh manusia.”
Semoga sepulang dari haji dapat mengikis rasa syahwat kedonyan kita. Amin.
Oleh : KH

Minggu, 25 September 2016

Hasil gambar untuk rumi
Tulisan ini bukan bermaksud menyamakan atau bahkan membandingkan tokoh besar, seorang ulama yang menjadi panutan umat, seorang wali agung, dan insan Kamil, Sayyidi Jalaluddin Rumi RA dengan tokoh - tokoh lain. Namun saya sungguh terkesima ketika mengetahui dari buku - buku dan internet bahwa di Amerika karya Sidi Jalaluddin Rumi lah menjadi buku terlaris dan bestseller. Bahkan banyak penulis Amerika yang bukunya bestseller terinspirasi dari karya - karya Sidi Jalaluddin Rumi. 

Menurut saya, kegandrungan masyarakat akan karya Agung sidi Jalaluddin Rumi dikarenakan kebuntuan masyarakat dalam menghadapi problematika kehidupan. Mulai dari masalah yang kompleks sampai masalah pribadi. Banyak orang rela menghabiskan berjuta Dollar untuk mengikuti seminar kebahagiaan, kelas yoga bahkan mengikuti sebuah pelatihan kesehatan jiwa. Sidi Jalaluddin Rumi menjawab dengan kongkrit atas semua permasalah diatasi dengan dimensi zaman yang berbeda namun tetap relevan hingga sekarang.

Masyarakat barat menilai lunturnya kemanusiaan diakibatkan oleh meningkatnya rasa matrealistik yang tinggi oleh masyarakat barat. Nilai kebersamaan hilang berganti dengan sikap hedonis dan individualis. Ketika mereka membaca karya Sidi Jalaluddin Rumi saya merasa bahwa terbentuknya negara Amerika itu atas dasar inspirasi dari karya - karya Sidi Jalaluddin Rumi walaupun saya tidak menemukan bukti otentik untuk membuktikan analisa tersebut, hati saya mengatakan demikian.
George Washington pendiri negara USA mempunyai filosofi yang kuat dan saya yakin ada pengaruh Jalaluddin Rumi didalamnya.  buku monumentalnya yang berjudul 110 Rules of civility and decent of behavior and company and conversation membahas tentang filosofi kenegaraan yang terdapat kematangan spiritual Sidi Jalaluddin Rumi di dalamnya. 

Pada masa itu tidak ada bukti tertulis yang menggambarkan secara tekstual tentang sosok Sidi Jalaluddin Rumi namun kebijaksanaan dan hikmah yang diajarkan oleh beliau sungguh tersirat dengan jelas. Akibatnya mutiara indah tersebut jatuh ke tangan orang lain. Seperti goerge Washington yang dapat menangkap sinyal indah dan menghargai karya fenomenal sepanjang zaman Siddi Jalaluddin Rumi RA.

Minggu, 07 Agustus 2016

sebagai seorang pekerja keras moto saya adalah setiap kali keringat menetes harus berubah menjadi uang atau barang berharga atau dengan nama lain "kristalisai keringat" (meminjam istilah seorang Kyai Muda di Surabaya). dengan rentetan kesibukan mulai dari pagi sampai pagi lagi saya tak sempat menenteng tasbeh kesana - kemari. jari - jari saya pun lebih sering memencet layar Gagged dari pada memutar biji tasbeh. doa - doa pun lebih sering saya tuliskan pada medsos dari pada saya baca. bahkan publik bisa saya libatkan dalam doa bersama dengan ng-Like atau mengAmini status doa saya.

Saya tidak sempat lagi membawa kitab suci yang mana sering saya tenteng ketika saya masih sekolah dasar dan menegah pertama. menurut saya cukup dengan aplikasi yang disediakan oleh gatged suluruh isi al Qur'an bisa langsung dibaca dan ditelaah dengan tafsirnya. lebih luas lebih praktis dan bisa diakses semua orang. saya sadar dizaman serba maju ini kita harus pintar memanfaatkan media sosial.

Saya tidak sempat menghadiri pengajian dan majelis taklim, untungnya ada radio - radio yang selalu menampilkan ustad - ustad dan dai terbaik di negeri ini. jadi saya tidak perlu repot harus datang kepondok pesantren atau masjid hanya untuk mendengar tausiyah. dari radio saya sudah lengkap nama penceramah dan tema pengajian yang mudah untuk didengar dan pastinya sangat menghibur.

saya menyadari bahwa saya ini orang sibuk, setiap hari selalu repot, maka hari libur selalu saya gunakan untuk istirahat dengan baik. hp dan media elektronik lainnya saya matikan untuk mendapatkan istirahat yang berkualitas. dan pada intinya saya tidak mau diganggu dengan permasalahan duniawi yang sifatnya hanya sementara.

saya semakin kesulitan menemukan panggilan Tuhan, karena Toa masjid dikritik seorang pejabat negara, tapi, Suara Adzan dipagi hari sangat mengganggu tidur saya, karena saya amat membutuhkan istirahat yang cukup. lagian saya juga kan masih bisa memasang alaram pengingat sholat fardhu.

maaf, bukannya saya menggerutu, saya cuma ingin dimengerti. urusan iman kan urusan masing - masing. yang suka beramal jangan sok penting. yang suka menolong temannya jangan sok pahlawan. semua sudah paham porsi iklannya masing - masing. jadi saya selalu bilang bahwa saya ini sibuk dan repot.

Yang instan tidak selalu buruk. Di mana-mana orang sepakat bahwa teknologi itu semakin maju semakin sederhana. Yang beranggapan bahwa "teknologi maju tapi peradaban mundur" hanya orang-orang yang kuper dan gaptek. Saya toh tidak kehilangan adab. Kini emoticon semakin beragam. Airmata bisa digambar dengan ekspresi sedih maupun senang; cemberut atau pun tertawa. Percakapan justru bisa jadi lebih akrab lewat japri/jaringan pribadi.

Saya suka dimengerti. Saya sibuk, dan zikir saya adalah zikir kesibukan yang tak pernah berhenti. Dari rumah, saya bawa ke kantor. Dari kantor, saya bawa ke rumah lagi. Saya kerjakan sambil makan-minum, saya lakukan sembari bercakap-cakap, saya lakoni seraya mengabarkan kepada dunia betapa Anda tidak sendiri dalam kesibukan. Kita sama-sama hanyut. Karena itulah, saya minta dimengerti. Orang hanyut itu butuh ditolong, bukan justru dimaki.
 

Saya sadar: saya mengejar yang tak pasti. Sebab, yang tak pasti itulah yang terus berlari. Saya takkan mengejar hal yang pasti. Sebab, yang pasti itu sudah pasti takkan lari dari saya. Bukankah Tuhan itu Maha Pasti? Bukankah takdir itu kepastian? Dan bukankah kematian itu juga kepastian? Lahir, wafat, rezeki, dan jodoh itu pasti. Saya sibuk bukan sibuk mengais duit. Saya sibuk hidup di tengah orang-orang sibuk. Dan, itu zikir perkotaan yang ramai dalam kesepian desa.

Senin, 18 Juli 2016

Manunggaling Kawula Gusti masih menjadi misteri bagi para pengkaji dan peneliti Agama, Budaya dan Sejarah, khususnya para mistikus. banyak anggapan bahwa Manunggaling Kawula Gusti adalah sebuah ajaran kesesatan yang diartikan banyak orang sebagai menyatunya Tuhan dengan manusia atau menjelmanya Tuhan dalam bentuk manusia, padahal mutlak Tuhan berbeda dengan MakhlukNya. dalam hal ini akan kami uraikan tentang apa itu Manunggaling kawula Gusti, dan kami akan sajikan hal - hal diluar meanstream yang melatarbelakangi sebutan manunggaling kawula gusti.

https://media.licdn.com/mpr/mpr/p/6/005/0ab/022/2724b8a.jpgDi Thur Iran Tenggara ada seorang Tokoh besar, Seorang Penikmat rahasia Ilahi, dan Mistikus sepiritual, Sayyidi Abu Manshur Al Halajj 866 M. banyak orang yang sebenarnya tidak paham akan hakekat pemikiran Al Hallaj sehingga membuat mereka menerka dan mencurigai Al Hallaj telah murtad, sesat dan menyesatkan. ketika Al hallaj memberikan sabda langitnya "Ana Al Haq" kepada murid - murid setianya dan halayak ramai mengetahuinya timbul reaksi keras dari mayoritas ulama dan pemerintah yang kebanyakan tidak memahami pemikiran Al hallaj. padahal secara aqidah kalimat Ana Al - Haq tidak ada unusr yang menyalahi Syariat Islam. Al Hallaj mengatakan "Ana Al Haq" tidak berarti Al Hallaj mengakui dirinya sebagai yang maha benar, namun hakekatnya Al Hallaj mengatakan kebenaran mutlaq dari sang kebenaran (Rosulullah), Sang kebenaran dari Hyang Maha benar yakni Allah SWT. namun apa bisa dikata, awam sudah terlanjur mencap Al hallaj sebagi sesat menyesatkan dan mendesak pemerintah untuk mengeksekusi Al Hallaj sehingga pemerintah memberikan hukuman gantung untuk al halajj. Guru Al Halajj, Sayyidi Al Imam Junaid Al Baghdadi ketika ditanya " wahai Syaikh, bagaimana menurut anda tentang Al Hallaj murid anda ? Beliau mejawaba " Dimata manusia Abu Manshur murtad namun di Mata Allah Al Hallaj adalah kekasihNYA.

Sayyidi Abu yazid Al Bustami 804 M. tak kalah kontroversi, beliau seorang sufi dan seorang yang amat dikagumi banyak kalangan namun banyak juga yang menyesatkanya. mengatakan " Subhani - Subhani Maa A'dzoma Syani " secara perkataan Sidi Busthami mengatakan lebih kontorversi dari Al Halajj, namun beliau namanya tetap harum karena beliau sejalan dengan pemerintah waktu itu. jadi sebuah pemikiran dianggap sesat dan berbahaya apabila berlawanan dengan kebijakan pemerintah.

Di tanah jawa muncul tokoh bernama R. Abd Jalil atau yang lebih dikenal dengan Syaikh Siti Jenar. beliau dalah murid sunan ampel teman se angkatan sunan kali jaga. banyak sejarahwan menganggap Siti jenar meninggal dieksekusi wali Songo di Alun-alun demak bintoro, namun apakah wali songo berbuat sekeji itu kepada Siti Jenar yang mana adalah murid Sunan Ampel. dengan istilah manunggalin kawula gusti para sejarahwan menduga bahwa Siti Jenar menganggap dirinya menyatu dengan Dzat Tuhan. Hal ini jelas salah besar, karena gusti tidak mesti berarti Tuhan. yang dimaksud Gusti oleh Siti jenar adalah gurunya yakni Sunan Ampel. sebuah kaidah mengatakan "seorang murid dikatakn wushul kepada Tuhan ketika hati sang murid menyatu dengan hati guru sepiritualnya. jadi Manunggaling Kawula Gusti adalah menyatunya seorang murid dengan kehendak guru spiritualnya. jadi bukan menyatu dengan tuhan karena Tuhan berbeda dengan mahluknya.

sebuah pertanyaan muncul kenapa kesesatan Siti Jenar diamini oleh banyak kalangan ? karena peran orientalis penjajah menginginkan ajaran tasawuf di Nusantara tidak berkembang sehingga menciptakan aliran keagamaan yang fundalis sesuai dengan keinginan penjajah untuk menstempel ajaran tasawuf sebagai ajaran sesat dan menyesatkan. karena kaum penjajah faham benar kekuatan umat islam terletak pada kekuatan Spiritual tasawufnya bukan pada kekuatan fisiknya. sehingga sampai saat ini banyak orang tidak paham dengan ajaran tasawuf dan sufistik.



semoga bermanfat.,.