Kamis, 26 Mei 2016

Pada Abad 19 atau yang lebih dikenal dengan era Ratu Victoria masyarakat Inggris sering di lukiskan dengan masyarakat yang religi dan agamis. Namun kabar tersebut berbeda jauh dengan kenyataan bahwa pada abad tersebut Inggris menjadi Negara Prostitusi terbesar di Dunia.
Bukti nyata yang terjadi adalah bahwa jumlah rumah bordil lebih banyak dari pada sekolahan. Fakta ini mengejutkan banyak fihak bahwa Inggris adalah negara dengan peradaban yang menjunjung tinggi hak asasi manusia terutama hak wanita.
Lebih dari 80.000 wanita dipekerjakan sebagai pegawai seks komersial (PSK). Bahkan profesi ini sebagai profesi yang menjanjikan dan berpenghasilan paling tinggi diantara profesi yang lain. Wanita yang berpendidikan tinggi waktu itu berpenghasilan rata-rata 25 pound. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari nominal tersebut sangat kurang bagi wanita yang tidak punya suami dan harus menghidupi anak - anaknya. Akibatnya banyak sekali wanita di Inggris menjadikan pelacuran sebagai profesi penunjang ekonomi mereka.
Praktek prostitusi di Inggris terbagi menjadi 3 kelas. Yang pertama adalah kelas paling rendah. Kelas ini sangat mengenaskan dan memperihatinkan. Wanita dipaksa oleh mucikari untuk tidur dengan lelaki hidung belang bahkan mereka ditempatkan di tempat - tempat kotor. Sedangkan untuk kelas kedua sedikit agak lumayan dari yang pertama. Seorang wanita yang bekerja sebagai PSK namun mereka juga menyewakan penginapan milik mereka sendiri dan pastinya mendapatkan hasil yang berlipat dari jasa layanan tidur dan jasa sewa penginapan. Dan kelas ke tiga adalah PSK langganan pejabat dan birokrat kerajaan Inggris.
Meski hal ini legal Negara Inggris menyediakan tempat rehabilitasi bagi wanita - wanita yang ingin menyembuhkan dirinya sendiri dari penyakit masyarakat tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar